potret

potret
sudut desa

Selasa, 18 Mei 2010

Tagih Janji Rita



 
Senin, 17 Mei 2010 , 09:55:00

TENGGARONG – Dukungan politik Forum Tenaga Honor Kukar (FTHK) ke calon nomor urut 6 Rita Widyasari-Ghufron berbuah manis. Kemenangan Rita-Ghufron diyakini akan mempermulus pencairan honorarium 5.701 tenaga tidak tetap daerah (T3D) yang dinaungi FTHK.

“Kami betul-betul yakin setelah dilantik, Bu Rita Widyasari akan segera mencairkan honor kami semua,” kata Ketua FTHK Ali Rohman, kemarin.

Menurut Ali Rohman, ada 3 tuntutan awal dari FTHK yang harus dipenuhi Rita setelah dilantik menjadi bupati Kukar definitif. Yakni surat keputusan (SK) pengangkatan, pembayaran honorarium dan payung hukum.

“Kami itu tenaga honor, jadi tak mungkin main proyek atau main-main. Yang kami inginkan hanya honor kami dibayar. Itu saja. Selama ini sudah 6 bulan honor kami ditunggak. Kami harap itu segera dibayar, dan selanjutnya honor kami dibayar per bulan,” katanya. Selain itu, FTHK juga menuntut adanya peraturan daerah (perda) dan peraturan bupati (perbup) yang mendukung T3D.

“Kami hanya minta di salahsatu pasalnya diselipkan mengenai kepastian pengangkatan tenaga honor di Kukar, dan jaminannya. Sehingga tak ada lagi masalah dalam pencairan honor,” katanya.

Dijelaskan Ali, FTHK memang saat masa kampanye Rita Widyasari sangat berperan aktif. Selama satu setengah bulan anggota FTHK selalu berusaha mengikuti jadwal tour Rita ke 18 kecamatan.

“Dengan menggunakan kendaraan pribadi kami selalu mengikuti Ibu Rita. Mendukung beliau di mana-mana. Kami memang all out mendukung saat kampanye. Sekarang kami ingin memetik hasilnya,” katanya.

Sebagai informasi, sejak maret lalu, perjuangan T3D menuntut honornya dibayar akhirnya mulai bermuara ke arah penggalangan suara di pemilihan kepala daerah (pilkada) Kukar 2010. Informasi yang dikumpulkan media ini, 5.701 T3D yang tergabung dalam FTHK menggantungkan pilihan ke kubu Rita Widyasari-Ghufron, sementara 2.896 T3D yang tergabung dalam Aliansi T3D Kukar (ATK) memilih mendukung kubu Awang Ferdian-Suko Buono.

Perjuangan kedua aliansi T3D ini untuk kejelasan status kepegawaian, pembayaran honorarium dan payung hukum, memang tak bisa disalahkan bila bermuara ke politik. Pasalnya jelang pilkada pada 1 Mei  lalu, pasangan calon memang menjanjikan tiga tuntutan itu diakomodir bila nantinya aliansi ini bisa menggalang massanya. Kubu FTHK yang paling kencang menggelar aksi demo besar-besaran, sudah merapat ke kubu Rita Widyasari-Ghufron.  Kubu Rita sudah menjanjikan kejelasan status mereka, jika nanti terpilih menjadi bupati. Hal ini pun tak ditampik Ketua FTHK Ali Rohman. Katanya, dari semua calon di pilkada Kukar, baru Rita yang memberikan kepastian itu.

Sementara, di kubu ATK yang telah mengajukan gugatan atas Pemkab ke Pengadilan Negeri (PN) Tenggarong karena tak menganggarkan honor mereka di APBD 2010, juga merapat ke salahsatu calon, yakni pasangan Awang Ferdian-Suko Buono. Informasi yang didapat media ini, kubu Awang Ferdi juga menjanjikan kepastian status dan pembayaran honorarium 2.896 T3D yang tergabung di aliansi ini. Sayang belakangan Awang Ferdian-Suko Buono kalah, sehingga saat ini ATK harus bersusah-payah menempuh jalur persidangan untuk menuntut pembayaran honorarium mereka.

Perbedaan kutub dukungan ini, juga menjelaskan mengapa FTHK dan ATK tak pernah sama-sama melakukan aksi, meskipun sama-sama memperjuangkan nasib T3D. Bila FTHK menggelar demo, ATK tak turun, begitu juga sebaliknya. Masing-masing berjuang dengan jalan sendiri, ATK bahkan lebih fokus pada gugatannya di PN Tenggarong. (che)

1 komentar:

  1. pada perkembanganya sampai hari ini setelah rita & ghufron di lantik, janji yang di berikan juga belum terwujudkan, dan itu tidak semudah yang meraka katakan, saat kampanye mencari dukungan. kenyataanya FKHT masih menggelar demo dan menuntut janji kepada bupati yang telah mereka pilih dan mereka bela saat pemilukada... tapi janji tinggalah janji yang di bumbui dengan bermacam alasan. namun 1 yang mereka lupa mereka terpilih karena hutang janji yang belum dipenuhi

    BalasHapus